Sabtu, 27 Desember 2014

Yuk, Kenakan Seragam Batik Keluarga Saat Natal

Memilih batik sebagai busana di hari raya Natal, bisa jadi pilihan yang unik dan membuat Anda berbeda. Akan lebih lengkap lagi, jika Anda dan keluarga membuat busana seragam dari satu corak batik tertentu. Hal ini tentunya akan menambah semarak hari raya dan kekompakan bersama keluarga. batik betawi

Dalam wawancara Kompas Female bersama desainer sekaligus pemilik butik Sephora Batik asal Surabaya, Yuana, di acara pelepasan Puteri Indonesia ke ajang Miss Universe 2015 di Taman Sari Royal Heritage (17/12/2014), mengatakan bahwa batik bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai busana natal.

"Biasanya untuk busana natal, pilihan busana akan jatuh lebih ke dress tapi dengan model yang melebar atau flare. Sebab, Natal kan lebih ke pesta yang gembira, jadi lebih ke arah busana yang melebar atau besar-besar," terangnya.

Desainer muda yang karyanya diboyong oleh Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, ke karantina Miss Universe 2015 di Miami, Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa  untuk pilihan busana anak-anak, batik dapat dibuat menjadi lebih praktis dengan model baju dan celana pendek agar tak membatasi gerak aktif anak-anak. 

Pilihan warna batik sendiri, lebih tepat yang berwarna cerah yang memiliki unsur merah atau hijau, tepat seperti warna khas Natal. Kini, Yuana membuat batik sesuai dengan tren yang ada, yakni batik dengan warna alami seperti cokelat dan merah bata.

Warna batik yang alami ini mulai menjadi tren semenjak Presiden RI, Joko Widodo, sering terlihat menggenakan batik dengan warna alam. "Tren batik tahun depan akan kembali ke warna cokelat alami, dengan motif-motif batik khasa Jawa Tengah dari daerah asal Pak Jokowi seperti parang dan kawung," imbuhnya.

Tak jarang para pelanggan Yuana memesan seragam batik khusus untuk keluarga untuk momen hari raya, seperti Natal. Jika Anda ingin mengenakan seragam batik bersama keluarga di hari Natal, tak ada salahnya mulai memburu bahan batik dari jauh-jauh hari, atau jika ingin lebih ringkas, belilah batik di toko batik besar yang menyediakan busana batik dalam segala ukuran dan usia.

Selasa, 04 November 2014

Indonesia Tampil di World Travel Market London


Indonesia yang diwakili 45 perusahaan dari berbagai daerah mempromosikan berbagai potensi pariwisata Tanah Air di "World Travel Market" (WTM), pada 3-6 November 2014 di London, Inggris.

"Inggris berada pada posisi paling atas dalam hal jumlah capaian kedatangan wisatawannya ke Indonesia dibandingkan Negara-negara Eropa lainnya," kata Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty di London, Senin (3/11/2014).

Sebanyak 45 perusahaan pariwisata yang ikut promosi berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Papua Barat, dan Jawa Tengah. Jual kain batik betawi

Menurut Esthy, Indonesia setiap tahun selalu ikut pameran pariwisata terbesar kedua di dunia, dan tahun ini Kementerian Pariwisata menyewa lahan seluas 305 meter persegi dan lebih strategis dari lahan tahun lalu.

Paviliun Indonesia dalam ajang WTM London 2014 menempati lahan nomor AS600 diapit Malaysia dan Tiongkok tepat di depan pintu masuk gedung pameran. Sementara tahun lalu letaknya di bagian belakang dan agak sulit terlihat.

Dalam pameran itu kementerian menyediakan fasilitasi 45 meja bisnis untuk industri patiwisata dari berbagai daerah yang digunakan untuk kontak dagang.

"Ragam program kegiatan dilaksanakan Indonesia pada kegiatan tersebut meliputi pameran potensi pariwisata, dialog bisnis, wawancara media, serta penampilan budaya Indonesia," katanya.

Tujuan keikutsertaan dalam pameran itu, lanjut Esthy, untuk meyakinkan bahwa eksistensi Indonesia dalam ajang promosi pariwisata dunia sangat penting untuk terus dilakukan agar dapat mengejar pencapaian target jumlah kunjungan wisatawan sampai dengan total 20 juta pada akhir tahun 2019 sesuai program kerja pemerintah baru Indonesia.

Di Paviliun Indonesia terdapat panggung mini yang diisi berbagai tampilan seni budaya antara lain kesenian Papua Barat, tari Sekar Jagat/Pendet (Bali), Bajidor Kahot/Jaipongan (Jabar), Ngarojeng (Betawi), dan Tari Cendrawasih (Bali) diperkuat dengan tampilan seniman topeng klasik Surakarta yang menarikan tari topeng panji serta tampilan pematung keramik dari Malang.

WTM tahun ini merayakan 35 tahun usia pameran kedua terbesar di dunia ini, dan akan diperingati secara khusus pada tanggal 5 November 2014.

Pada tanggal tersebut, pihak penyelenggara memperpanjang waktu buka pameran sampai dengan pukul 20.00 (waktu normal hanya sampai pukul 18.00) dan mempersilakan adanya atraksi kesenian dari berbagai negara peserta.

Indonesia ambil bagian dengan menampilkan seni budaya berupa seni topeng, seni pembuatan patung dan tari-tarian tradisional Indonesia. Selain itu juga ditampilkan budaya kopi Indonesia dengan cara penyajian unik khas kopi Gayo serta promosi Spa tradisional Indonesia.

Minggu, 19 Oktober 2014

Jejak Sunyi Si Pitung di Marunda

Kesan tradisional tetapi megah menyapa dari bangunan bersejarah Rumah si Pitung, di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sebentuk bangunan berusia hampir dua abad ini merekam sepenggal jejak kehidupan sang pendekar Betawi.

Namanya memang Rumah si Pitung, tapi sebenarnya rumah itu adalah milik Haji Syaifudin, seorang tuan tanah kenalan Pitung. Alkisah, Pitung yang kerap berurusan dengan para kompeni Belanda itu sempat bersembunyi di sana. Kain batik betawi

Pitung menjadi buruan akibat ulahnya merampok orang kaya. Beragam cerita menyebutkan, hasil rampokan itu digunakan Pitung untuk mendanai perjuangan melawan Belanda. Ada pula cerita bahwa hasil rampokan dibagi-bagikan untuk rakyat kecil. 

"Dia merampok orang kaya untuk orang yang membutuhkan," kata Farhan, juru pelihara Rumah si Pitung, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu. Sepak terjang si Pitung belakangan membuat dia dijuluki sebagai Robin Hood Betawi, layaknya jago panah dari Inggris yang juga seorang perampok "budiman". 

Namun, sosok si Pitung bukan pahlawan. "Statusnya bukan seperti pahlawan nasional, tapi legenda kedaerahan saja,"

Sabtu, 04 Oktober 2014

Ondel-ondel Jalanan Akan Ditertibkan Ahok, Ini Kata Mereka

Baru-baru ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menegaskan akan menertibkan pengemis berkedok ondel-ondel di Ibu Kota. Keberadaan mereka dianggap telah melanggar aturan yang berlaku, yakni Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
Seorang ondel-ondel jalanan, Ali (16), mengaku tidak masalah dengan penertiban yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta atas penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) selama ini. Kain batik betawi
"Ditertibkan sih mau tetapi kalau sampai dilarang mah jangan," kata Ali saat tengah beraksi di Jalan Balai Pustaka, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (29/9/2014) sore.
Ali memainkan ondel-ondel dari sekitar pukul 13.00 WIB hingga 18.00 WIB di kawasan Rawamangun.

Para ondel-ondel jalanan ini biasa ada di sekitaran Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jalan Balai Pustaka, dan Jalan Persahabatan. Ali mengaku mencari tambahan uang jajan sekolah karena bukan berasal dari keluarga yang berada.
Dia mengklaim, aksi 'mengemis' ini untuk mempertahankan budaya Betawi. Sebab, kata dia, masih ada orang yang belum mengetahui budaya Betawi.
"Masih ada orang-orang yang belum tahu jadi sekalian perkenalkan budaya kita (Betawi)," katanya. Ali mengatakan tidak ada cara lain menceritakan budaya Betawi kepada masyarakat. Menurut dia, cara paling mudah adalah dengan menjadi ondel-ondel.
Ia mengaku sudah keliling-keliling mencari cara melestarikan budaya Betawi. Namun, tak kunjung menemukan.
"Kayaknya sudah enggak ada cara lain. Hanya menjadi ondel-ondel itu, kan terkenalnya Jakarta sama Betawi-nya," ucap dia.
Ondel-ondel lain, Reza (16), juga tidak keberatan ditertibkan asalkan ada cara lain memgenalkan budaya Betawi ke warga lain. "Kalau dipikir ini secara tidak langsung kita lestarikan budaya Betawi," kata Reza.
Bahkan, kata dia, menjadi ondel-ondel bukan hal berlebihan di jalanan. Seringkali orang mengabadikan gambar bersama 'ondel-ondel jadi-jadian' saat ia sedang beraksi.
Meski masih duduk di bangku sekolah, Ali dan Reza belum sekalipun ditertibkan. Mereka justru mengetahui ada penertiban semacam itu di Jakarta Pusat. "Adanya di Monas (Monumen Nasional, Jakarta Pusat) tuh yang ditertibkan.

Sabtu, 20 September 2014

Tips Merawat Batik Tulis

Merawat batik tulis memang sedikit berbeda dan tidak semudah merawat batik cap ataupun batik printing. Tetapi bukan berarti Anda tidak bisa merawatnya. Jangan jadikan alasan ini membuat Anda tidak ingin membeli atau memiliki batik tulis.
Batik tulis bukanlah kain sembarangan untuk disandang tetapi memiliki nilai seni dan filosofi tersendiri didalamnya. Nah, untuk menjaga warna batik tulis agar tidak pudar dibutuhkan perawatan khusus. Jual batik betawi
Tips ini diberikan dalam acara diskusi Batik Indonesia yang diselenggarakan pada Selasa, 6 Oktober 2009 oleh Standard Chartered Bank, sebagai dukungan pada pengukuhan batik Indonesia sebagai Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO. Ikuti langkah-langkah berikut agar tekstur dan warna batik tulis Anda tidak pudar dan tahan lama.
- Simpanlah batik tulis, baik yang berupa kain atau pakaian di tempat yang tidak lembab dan terhindar dari cahaya matahari secara langsung.
- Untuk kain batik, bungkus dengan kertas pembungkus kimono atau jenis kertas lain yang tidak bersifat asam. Beri bebauan yang dapat mengusir ngengat perusak kain, misalnya akar-akaran alami atau biji merica. Hindari penggunaan zat kimia seperti kapur barus karena berisiko merusak warna.
- Secara periodik, sekitar dua minggu sekali, buka kain batik untuk diangin-anginkan. Jemurlah selama 10 hingga 15 menit saat pagi hari agar kain tidak lembab.
- Untuk mencuci batik tulis, jangan menggunakan mesin. Cucilah secara manual dengan tangan dan jangan gunakan sabun cuci yang keras. Untuk membersihkannya Anda bisa menggunakan lerak, sampo, sabun bayi atau dry clean di laundry.
- Untuk mengeringkannya, jangan langsung terkena paparan sinar matahari. Cukup diangin-anginkan saja hingga kering.
- Sebisa mungkin jangan menyetrika batik tulis Anda. Tapi, jika kain harus disetrika, lalu tempatkan kain lain sebagai pelapis di atas kain batik tulis tersebut. Atau gunakan setrika uap dengan mengatur uap yang tidak terlalu panas.

Minggu, 20 Juli 2014

Batik Betawi, Merantau di Kampung Sendiri

Siapa sangka jika khazanah budaya Betawi begitu beragam, mulai kuliner hingga warisan kesenian serta tradisi yang tetap terjaga turun temurun. Sayangnya, sangat sedikit anak-cucu warga Betawi yang tergugah menjaga warisan nenek moyangnya.
Ini bisa dilihat dari batik khas Betawi yang hanya bisa ditemui di Museum Tekstil Jakarta. Memang ada perajin batik yang masih bertahan, tapi mereka berasal dari luar Jakarta. Kondisi ini sungguh memprihatinkan, kenapa batik Betawi harus merantau di kampung sendiri.

Toko Batik Betawi

Batik Betawi memiliki keunikan dibanding batik khas daerah lain. Keunikan yang ada terdapat pada warnanya yang mencolok, begitu juga dengan motifnya. Motif batik lebih terfokus pada kesenian budaya Betawi yang dipengaruhi oleh budaya Arab, India, Belanda, dan Cina. Dilihat dari motifnya, batik betawi terbagi dari beberapa jenis, yaitu Ondel-ondel, Nusa kelapa, Ciliwung, Rasamala, dan Salakanegara.

Dari namanya, ternyata motif batik Betawi memiliki asal usul tersendiri. Loreng Ondel-ondel misalnya, motif ini dibuat mengangkat figur Ondel-ondel sebagai boneka yang dapat menolak bala. Motif ini mengandung harapan agar pemakainya mendapat kehidupan yang lebih baik serta jauh dari bala. Biasanya jenis batik Betawi bermotif ini digunakan pada acara besar adat Betawi.

Sedangkan motif Nusa Kelapa memiliki ide disain dari Peta Ceila yang dibuat pada 1482-1521 saat pemerintahan Prabu Siliwangi. Dari peta itu diketahui Jakarta dulu bernama Nusa Kelapa, hingga menjadi Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, dan Jakarta. Nama Nusa Kelapa ini diambil oleh leluhur masyarakat Betawi saat itu, hingga dijadikan motif batik Betawi.

Sementara itu motif Ciliwung berdasarkan ide dari peradaban manusia yang berasal dari tepian Sungai Ciliwung. Konon penguasa Portugis dan Belanda begitu tertarik dengan Sungai Ciliwung hingga bermaksud menguasai Betawi. Sesuai namanya, pemakaian batik ini diharapkan pemakainya menjadi pusat daya tarik dan sebagai simbol rezeki yang terus mengalir bak sebuah aliran kali.

Batik motif Rasamala mengambarkan riwayat Belanda saat masuk ke wilayah Sunda Kelapa. Saat itu daerah Sunda Kelapa masih berupa hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon